Mengawali perkuliahan e-business kita akan membahas terkait perkembangan e-marketing. Kenapa harus e-marketing?
E-marketing sebagai salah satu bagian dari e-business merupakan contoh yang paling mudah menggambarkan pengertian dan awal mula munculnya konsep e-business. Martketing atau pemasaran menjadi ilmu pengetahuan yang terus dikembangkan dengan munculnya e-business, sehingga dengan adanya pembahasan terkait materi ini maka diharapkan rekan-rekan mahasiswa dapat melakukan kontemplasi perkembangan dunia bisnis karena perubahan sosial kemasyarakatan
Perkembangan marketing sebagai topik bahasan mata kuliah e-business ini disajikan pada pertemuan ke-2 di Bulan Februari 2021 oleh Wahyu Nur Hidayat secara sinkronous melalui g.meet dan materi dapat dipelajari secara utuh pada SIPEJAR UM. Pada post kali ini saya hanya menampilkan beberapa slide yang saya tuliskan dengan banyak poin untuk memudahkan mahasiswa mempelajari kembali materi yang saya berikan. Semoga melalui catatan blog ini, kita bisa saling berbagi materi dan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan lebih baik.
Mengakhiri perkulihan pada pertemuan kedua ini, silahkan rekan-rekan mahasiswa untuk memberikan satu contoh perusahan yang sulit bertahan karena ketikdampuan dalam menghadapi perubahan zaman (era disrupsi) dan deskripsikan penjelasannya!
Silahkan menuliskan komentar Anda pada komentar post ini dan berikan keterangan kelas dan nama lengkap, contoh: PTI A 2019 – Anang !
Rista Bramastya(190533646831) .
Salah satu contoh perusahaan yang tidak bertahan pada saat era disrupsi adalah palm. Palm dikenal mulai tahun 1996 ketika meluncurkan Personal Digital Assistant (PDA) dengan harga 200 dolar AS. PDA yang dikeluarkan oleh palm sangat membantu dan praktis karena pengguna cukup menulis di layar dengan memakai stylus, dapat disimpan di komputer pribadi. Baterainya dapat bertahan hingga berminggu-minggu. namun, tak lama kemudian Palm dibeli oleh USRobotics yang merger dengan 3com. Di tahun 1999 penjualannya melampaui 500 juta dolar AS. Hingga kejayaan itu harus berhenti setelah kedatangan era ponsel cerdas, terutama dengan munculnya Blackberry keluaran RIM di tahun 2002. Sejarah Palm benar-benar berbalik dengan kehadiran iPhone di tahun 2007. Pada tahun 2010 HP mengakuisisi Palm senilai 1.2 miliar dolar AS. Perusahaan yang sama juga menghentikan eksistensi Palm OS setahun kemudian.
Sumber : https://www.simulasikredit.com/perusahaan-yang-mati-karena-disruption-teknologi-baru/
Salah satu perusahaan yang sulit bertahan di era disrupsi saat ini adalah perusahaan media cetak seperti koran dan majalah. Di zaman yang serba digital ini masyarakat lebih menyukai hal-hal yang dapat diakses melalui media elektronik seperti smartphone dan laptop. Dengan berkembangnya teknologi internet segala macam berita dapat diakses dengan mudah melalui smartphone daripada harus membeli media cetak. Masyarakat beranggapan bahwa membeli media cetak akan lebih merepotkan dan juga biaya yang tidak sedikit.
Selain itu, dilansir dari yonulis.com, terdapat salah satu perusahaan besar di Amerika Serikat yang bangkrut akibat perkembangan teknologi, yaitu Blockbuster. Blockbuster merupakan perusahaan ritel yang bergerak di bidang entertaintmen dan melakukan bisnis peminjaman film bagi customer. Penyebab gagalnya perkembangan layanan Blockbuster dikarenakan pihak perusahaan cenderung tertutup terhadap perubahan dan munculnya kompetitor baru yang menyediakan layanan secara online seperti netflix.
PTI A 2019-Ilma Nailus Shofa
PTI C 2019 (Nafiatul Risa)~
Contoh perusahan yang sulit bertahan karena ketikdampuan dalam menghadapi perubahan zaman (era disrupsi) adalah pebble. Pebble merupakan perusahaan yang memproduksi smartwatch. Tak sekadar smartwatch, tetapi produk ini dapat digunakan untuk iOS dan Android. Selain itu, produk ini juga memiliki baterai dengan daya tahan yang tinggi. Pada saat proses pengembangan smartwatch generasi kedua, Pebble juga terus berbenah. Sayangnya, Pebble gagal melihat tren layar sentuh yang lebih dulu dibidik oleh Apple Watch. Selain itu, pasar produk wearable juga masih belum stabil dan cenderung lesu kala itu. Pebble pun akhirnya harus menghadapi kebangkrutan di bawah dominasi Apple dan Fitbit yang merilis smartwatch dengan layar sentuh dan teknologi termutakhir! Pada tahun 2016, Pebble diakuisisi secara penuh oleh Fitbit. CEO Pebble, Eric Migicovsky memutuskan kembali ke Y Combinator dan tak bergabung ke Fitbit.
PTI C 19 (NAFIATUL RISA)~
Contoh perusahan yang sulit bertahan karena ketikdampuan dalam menghadapi perubahan zaman (era disrupsi) adalah pebble. Pebble merupakan perusahaan yang memproduksi smartwatch. Tak sekadar smartwatch, tetapi produk ini dapat digunakan untuk iOS dan Android. Selain itu, produk ini juga memiliki baterai dengan daya tahan yang tinggi. Pada saat proses pengembangan smartwatch generasi kedua, Pebble juga terus berbenah. Sayangnya, Pebble gagal melihat tren layar sentuh yang lebih dulu dibidik oleh Apple Watch. Selain itu, pasar produk wearable juga masih belum stabil dan cenderung lesu kala itu. Pebble pun akhirnya harus menghadapi kebangkrutan di bawah dominasi Apple dan Fitbit yang merilis smartwatch dengan layar sentuh dan teknologi termutakhir! Pada tahun 2016, Pebble diakuisisi secara penuh oleh Fitbit. CEO Pebble, Eric Migicovsky memutuskan kembali ke Y Combinator dan tak bergabung ke Fitbit.
Yahoo merupakan Salah satu perusahaan yang tidak mampu menghadapi perubahan zaman (era disrupsi). Menurut http://www.indoworx.com dan website yang telah saya baca,Yahoo sebenarnya berpotensi sukses jika saja mereka dapat berinovasi lebih dulu dibandingkan dengan para pesaing. Yahoo juga kerap melakukan hal yang tidak perlu, misalnya seperti mengakuisisi Tumblr yang dirasa sudah sangat terlambat. Keterlambatan inovasi membuat Yahoo semakin terpuruk, apalagi mereka tidak benar-benar mengembangkan layanan yang mereka miliki dan justru malah kebanyakan menutupnya. Berbeda dengan Google yang memiiki berbagai inovasi dan terbilang sukses hingga sekarang. Google juga memanfaatkan penyedia layanan hosting gratis miliknya, yaitu Blogger untuk menampilkan iklan online. Mereka juga mempunyai sistem operasi sendiri yakni Android, dan pembelian aplikasinya juga harus melalui Google Market.Google memiliki rencana matang dari setiap keputusan yang mereka buat, misalnya seperti mengakuisisi Blogger yang dinilai sangat tepat sekali. Tidak heran jikalau Google hingga sekarang dapat dengan mudahnya mengalahkan Yahoo.
PTI C 2019 – Sabrina Nabila Kholiqin
Salah satu perusahaan yang gagal bertahan karena ketidakmampuannya dalam menghadapi perubahan zama atau era distrupsi adalah Airy Rooms. Airy Rooms merupakan perusahaan teknologi jaringan operator hotel yang bermitra dengan hotel budget di seluruh Indonesia, juga menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia. Airy Rooms memiliki banyak pengguna sebelumnya karen harga dan fasilitas hotel juga pesawat yang ditawarkan. Namun pada 31 Mei 2020, Airy Rooms secara resmi tutup permanen dan menghentikan segala kegiatan operasionalnya. Setelah tanggal tersebut segala jenis transaksi tidak dapat dilakukan pada platform Airy Rooms dan travel agent mitra. Dan pemesanan setelah atau tepat pada tanggal 31 Mei 2020 akan dilakukan pengembalian dana pemesanan. Keputusan penutupan Airy Rooms ini diambil dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk kondisi pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi virus Covid-19 serta tantangan ekonomi yang sangat berat, jelas CEO dari Airy Rooms. Dalam beberapa bulan terakhir selama pandemi, penjualan Airy menurun secara drastis dan menerima permintaan dana yang sangat tinggi dari pengguna sehingga menyebabkan penurunan bisnis yang sangat tinggi. Airy telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan perusahaan, namun karena situasi yang tak terprediksi mengharuskan manajemen mengambil langkah penutupan secara permanen.
Salah satu contoh perusahan yang sulit bertahan karena ketikdampuan dalam menghadapi perubahan zaman (era disrupsi) adalah Nokia. Nokia yang merupakan perusahaan yang didirikan di Finlandia ini adalah yang pertama menciptakan jaringan seluler di dunia. Pada akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an, Nokia adalah pemimpin global dalam pangsa pasar ponsel.
Dengan kedatangan Internet, perusahaan seluler lain mulai memahami bagaimana soal data, dan bukan cuman suara saja yang berguna untuk komunikasi di masa depan. Nokia tidak memahami konsep perangkat lunak dan terus berfokus pada perangkat keras karena manajemennya takut untuk mengasingkan pengguna yang telah memakai produk mereka saat ini terlebih lagi jika mereka berubah terlalu banyak.
Kesalahan Nokia adalah fakta bahwa mereka tidak ingin memimpin perubahan drastis dalam pengalaman pengguna. Hal ini menyebabkan Nokia mengembangkan kekacauan sistem operasi dengan pengalaman pengguna yang buruk yang tidak cocok di pasaran.
Perusahaan tersebut melebih-lebihkan kekuatan mereknya dan percaya mereka bisa datang di dunia smartphone walau dalam keadaan terlambat dan berhasil. Pada tahun 2007, Steve Jobs meluncurkan ponsel iPhone, telepon tanpa keyboard, yang tercanggih pada saat itu. Dan pada saat dirilis, videonya dilihat oleh orang-orang yang saat itu terkagum saat pertama kali menonton video tersebut saat seseorang yang sedang menggunakan layar sentuh pada alat komunikasi tersebut. Pada tahun 2008, Nokia akhirnya membuat keputusan untuk bersaing dengan Android, tetapi semuanya sudah terlambat. Produk mereka tidak cukup kompetitif untuk bersaing dengan perusahaan seluler lainnya.
salah satu contoh perusahaan yang tidak bisa bertahan di era distrubsi adalah NOKIA. NOKIA merupakan brand ponsel ternama pada masanya. bahkan NOKIA dianggap sebagai pelopor utama di bidang teknologi informasi. Perusahaan ini akhirnya bangrut dikalahkan oleh pesaing-pesaingnya seperti Samsung dan brand lain yang telah menggunakan Android sedangkan NOKIA masih bertahan menggunakan Windows. akibat ketidakbisaan perusahaan ini dalam mengikuti trend perkembangan maka mangsa pasar NOKIA makin lama makin hilang.
Perusahaan yang tidak mampu bertahan dalam menghadapi perubahan zaman adalah NOKIA. NOKIA merupakan perusahaan raksasa yang menguasai pangsa pasar dalam tekonologi ponsel pada masanya. NOKIA bahkan disebut sebagai pelopor dalam bidang teknologi. Namun, perusahaan raksasa itu akhirnya bangkrut setelah dikalahkan oleh pesaing-pesaingnya dari kelas Android seperti Samsung, NOKIA tetap memilih bertahan menggunakan Wibdows meskipun pada saat itu Android mulai menjelajahi pasar.
PTI A 2019 – ANDRIAN RACHMAT
Salah satu contoh perusahaan yang akan saya bahas adalah perusahaan Blackberry, kita tahu bahwa Blackberry atau BB adalah HP yang paling diminati di era 2010an sampai pada saat apple merilis iphone pertamanya. Kesalahan yang dilakukan BB adalah mereka masih tetap kukuh pada penggunaan keypad konvensionalnya sedangkan pasar mulai bergeser ke ponsel layar sentuh sejak samsung dan perusahaan ponsel lain mulai bersaing dengan apple dengan ponsel layar sentuh. Kemudian BB juga menolak android dimana Android merupakan OS terbesar selain apple. Akibatnya pengguna Blackberry semakin menurun dan banyak yang berpindah ke Apple dan Android.
Contoh perusahaan yang mengalami kesulitan atau bahkan penutupan dalam menghadapi era disrupsi ini adalah Disc Tarra. Disc Tarra merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang menjual berbagai macam produk dalam industri musik seperti kaset, CD, DVD, VCD, bahkan sampai tiket konser musik.
Disc Tarra sendiri merupakan bukti nyata bahwa terjadi pergeseran dari era analog ke era digital. Bagi pecinta musik, bentuk fisik sudah kurang diminati. Zaman sekarang, masyarakat dapat mengunduh musik di internet dengan mudah baik itu secara legal maupun illegal. Selain itu, mereka juga dapat mendengarkannya kapan saja dan dimana saja tanpa harus membawa CD, DVD, maupun VCD. Hal itulah yang menyebabkan Disc Tarra kalah saing dalam dunia musik. Pihak manajemen Disc Tarra juga menjelaskan, bahwa penjualan CD dan DVD terus mengalami penurunan selama lima tahun terakhir, sehingga toko ritel CD musik menjadi tidak diminati lagi seperti masa kejayaannya di awal tahun 2000-an. Dan pada akhirnya, pada tahun 2016 perusahaaan ini resmi untuk menutup 100 gerainya yang tersebar di seluruh Indonesia.
PTI C 19 – Patricia Bernika Tabeta
Salah satu contoh perusahaan Contoh perusahan yang sulit bertahan karena ketikdampuan dalam menghadapi perubahan zaman (era disrupsi) adalah Blackberrry .Perusahaan ini pernah menjadi pembuat telepon pintar terbesar di dunia. Sekarang, mereka menghentikan semua produksinya.
BlackBerry menghentikan semua produksi dari perangkat mereka, yang telah membawa sebuah produk ikonik di awal era kejayaan internet. BlackBerry tidak lagi akan memproduksi telepon pintar, termasuk melalui pihak ketiga atau rekan mereka.
Hal ini menjawab semua spekulasi tentang apa yang akan dilakukan BlackBerry dalam peta bisnis telepon pintar, yang sejauh ini dikuasai oleh Samsung dan Apple
Perusahaan ini berencana untuk menghentikan semua pengembangan perangkat keras termasuk dengan partner kami,” ujar CEO BlackBerry John Chen dalam pernyataannya, Rabu (28/9) seperti dikutir Independent.
BlackBerry sempat menjadi sebuah fenomena budaya, yang terinspirasi dari “CrackBerry” sebuah ide yang mana manusia bekerja dan berkomunikasi secara bersamaan. BlackBerry telah memberikan sebuah privasi tersendiri dengan BlackBerry Messenger yang membuat semua orang dipertengahan 2000-an menggunakannya.
Namun mereka tidak peka atas kemunculan sebuah telepon pintar yang sangat mewakili masa depan, telepon pintar dengan layar sentuh seperti yang dibuat Samsung dan Apple. Penjualan BlackBerry merosot, bahkan mereka terlalu terlambat untuk menyadarinya, sehingga tidak bisa lagi diselamatkan
Sumber:(https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160928232654-185-161947/blackberry-resmi-hilang-dari-persaingan-telepon-pintar )
PTI A 201 – Anggeria Wanda Putri
contohnya perusahaan yg memproduksi Hp yaitu Nokia,Nokia tumbang di tangan merek lain, ialah karena keputusan mereka lebih memilih Windows dibandingkan Android sebagai sistem operasi. Dalang di balik keputusan tersebut ialah mantan CEO yang menjabat saat itu, yakni Stephen Elop.Buruknya performa Elop sebagai CEO Nokia bisa dilihat juga dari nilai perusahaan tersebut. Sehari sebelum Elop menjabat CEO, Nokia masih bernilai 29,5 miliar euro. Tiga tahun Elop memimpin, nilai Nokia jatuh hingga menjadi 11 miliar euro. Angka yang terbilang drastis untuk kepemimpinan yang sedemikian singkat.
Puncaknya, Nokia dijual ke Microsoft dengan harga tergolong murah, yakni 5,4 miliar euro setelah mereka selalu gagal bersaing di pasar ponsel, utamanya smartphone. Padahal, jika saat itu mereka lebih memilih Android sebagai sistem operasi, bisa saja hal ini tak terjadi.
Dimana nokia sekarang sangat keterbelakang sangat jauh atau ketinggalan sangat jauh di bandingkan dengan merk smarphone lainnya, baik desain, teknologi yg di gunakan, dll masih banyak sekali yang kurang dan tertinggal bahkan memasarkannya pun sekarang sulit .
Bagaimana pun juga, Nokia yang kini bangkrut sempat beberapa tahun memimpin pasar global kini harus kalah dari beberapa nama baru. Bahkan, seperti yang telah disinggung di awal, perusahaan asal China yang dulu sempat diragukan, perlahan mulai mencuri ceruk pasar yang ditinggalkan Nokia.
PTI C 2019 – Prisma Rizki Mardiani Putri
Contoh perusahaan yang sulit bertahan di era disrupsi adalah Nokia. Nokia merupakan perusahaan asal Finlandia yang pernah menjadi jawara di dunia mobile. Brand ini terkenal pada tahun 2000an silam. Namun pada saat Samsung dan Iphone hadir dengan teknologi yang lebih canggih, Nokia mengalami perubahan yang cukup drastis hingga kehilangan daya saing di pasar. Hal tersebut disebabkan saat Samsung fokus pada Android dan iPhone dengan iOS, Nokia tetap setia dengan Symbian yang hanya memiliki fitur sederhana yang kalah jauh dengan kompetitornya. Dari apa yang telah dialami itu Nokia berusaha mengejar ketertinggalan dengan menggunakan sistem yang baru, namun salah dalam memilih. Bukannya mengadopsi Android yang sedang populer pada saat itu, namun malah memilih Windows Phone untuk mengutamakan pride-nya. Keputusan itu menyebabkan Nokia tidak lagi laku di pasaran dan pailit. Hingga wartawan Finlandia mengatakan bahwa CEO Nokia yang memutuskan untuk memakai Windows Phone merupakan CEO terburuk.
Kodak merupakan perusahaan asal amerika yang berfokus dalam bidang kamera analog dan digital.kodak dibangun oleh Geoge Eastman dan Henry A Strong pada 4 September 1888, dengan kantor pusat berada di Rochester, New York, kodak mengalami kejayaan pada abad ke 20 dan pernah mendominasi pangsa pasar industry film cetak sebesar 90% dan penjualan film roll dan 85% ,pada awalnya kodak memproduksi kamera Analog ,dan Enam tahun kemudian kodak mulai memproduksi kamera digital. Artinya, perusahaan inilah yang pertama kali memproduksi kamera digital
Namun, setelah teknologi kamera digital mulai berkembang, kodak bukannya mengembangkan kamera digitalnya, tetapi kodak terus berpacu untuk memproduksi secara besar-besaran kamera analognya yang memang saat itu menjadi andalan perusahaan ini.Namun tanda-tanda runtuhnya dominasi kodak mulai terlihat pada saat pihak manajemen kodak mengumumkan penurunan laba sebanyak 73%di tahun 1983 .
Kodak akhirnya bangkrut karena gagal dalam menangkap peluang emas akibat ketidaksiapan perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi dan zaman yang terus berkembang,
PTI C 2019 – Sulthan Rafi Musyafah
Salah satu perusahaan teknologi yang sulit bertahan karena ketidakmampuannya dalam menghadapi era distrupsi adalah Nokia.
Perusahaan elektronik yang merintis bisnis ponsel fitur terbaik di era 90an itu dikabarkan telah bangkrut dan brand dari Nokia sendiri telah dijual ke berbagai macam perusahaan lain seperti Microsoft lalu HMD Global.
Faktor utama yang menyebabkan Nokia bangkrut adalah kurangnya inovasi sebagai upaya untuk bertahan dari perusahaan ponsel pintar di awal tahun 2010 atau semenjak Android dan iOS mulai naik. Nokia sudah terlanjur puas dengan bergantung kepada sistem operasi lama seperti Symbian. Selain itu, Nokia juga lamban dalam mengikuti evolusi platform dalam dunia ponsel pintar.
Saat ini, brand Nokia masih merilis ponsel pintar bersistem Android yang diproduksi oleh HMD Global. Namun, penjualannya masih kalah jauh dengan brand pesaing karena mereka telah beradaptasi lebih awal dari Nokia.
Sumber:
https://dosenekonomi.com/karir/penyebab-bangkrutnya-perusahaan-nokia
Salah satu perusahaan yang sulit bertahan karena ketikdampuan dalam menghadapi perubahan zaman adalah perusahaan taksi Blue Bird. PT Blue Bird mengalami penurunan laba semenjak adanya berbagai macam transportasi online, dimana laba yang diperoleh dari Rp 507 miliar(2016) menjadi Rp 424 miliar(2017). Hal tersebut dikarenakan banyaknya taksi online yang mudah diakses dan relatif murah serta pihak perusahaan taksi online yang tidak menanggung biaya perawatan para armada taksinya. Karena sikap PT Blue Bird yang ingin mempertahankan sisi konvensional itulah yang membuat PT Blue Bird mengalami kerugian dan kalah dengan perkembangan zaman saat ini.
Rmadhan Kurniawan 190533646864
Salah satu contoh perusahan yang sulit bertahan karena ketikdampuan dalam menghadapi perubahan zaman (era disrupsi) adalah ponsel Nokia. Nokia merupakan perusahaan berasal dari Finlandia. Brand ini terkenal pada tahun 2000an. Nokia memberikan nilai prestige pada si pemakainya. Brand ini sempat booming pada masa kejayaan dan memiliki citra eksklusif di mata penggunanya. Namun, kondisi ini berubah pada saat Samsung dan iPhone hadir dengan teknologi yang lebih canggih, Nokia mengalami perubahan yang drastis hingga kehingalan di dalam harga saing pasaran. Pasalnya, brand Nokia hanya memiliki fitur sederhana yang kalah jauh dengan kompetitornya hal itu disebabkan karena pada saat itu Samsung fokus pada Android dan iPhone dengan iOS, sedangkan Nokia tetap dengan Symbian. Dari hal itu semua nokia berusaha mengejar ketinggalan dengan memakai sistem yang baru. Bukannya mengadopsi dari sitem Android yang sedang populer pada saat itu. Nokia mengutamakan pride-nya dengan memilih Windows Phone. Karena leputusan inilah menjadi penyebab produk Nokia tidak laku di pasaran Sampai-sampai pada saat itu wartawan Finlandia mengatakan CEO yang memutuskan pemakaian Windows Phone yaitu Stephen Elop sebagai CEO terburuk pada brand Nokia.
Sumber :
https://aqi.co.id/blog/6-perusahaan-yang-bangkrut-karena-digitalisasi
Era disrupsi singkatnya merupakan fenomena ketika masyarakat menggeser aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata beralih ke dunia maya. Lebih jauh lagi, Guru Besar Harvard Business School, Clayton M. Cristhensen melalui bukunya yang berjudul The Innovator Dilemma (1997) menerangkan disrupsi adalah perubahan besar yang mengubah tatanan.
Tahun 2016 menjadi tahun terburuk bagi pencinta dan penikmat musik di Indonesia. Perusahaan yang menjual CD, VCD, dan DVD asal Indonesia, Disc Tarra mengumumkan penutupan 100 outlet-nya. Masuknya media digital ke Indonesia akhirnya memakan korban.
Tumbangnya perusahaan ini menjadi tamparan keras bagi industri musik fisik di Indonesia. Masyarakat sudah tidak lagi memiliki obsesi pada kepemilikan CD, tetapi lebih suka mengunduh lagu di internet atau streaming. Mereka bisa mendengarkan musik kapan saja dan di mana saja tanpa harus membawa CD. Alhasil, penjualan CD dan DVD di Disc Tarra menyusut dalam lima tahun terakhir.
Sayang sekali, Disc Tarra tidak memiliki rencana untuk berekspansi ke bisnis digital sehingga akhirnya harus menutup toko CD mereka selama-lamanya.
Dalam perjalanannya seiring waktu, perkembangan marketing dibagi menjadi 3 tahap, yaitu Marketing 1.0 (Product-centrict Marketing), Marketing 2.0(Consumer-oriented marketing), dan Marketing 3.0(Value-driven marketing). Perkembangan marketing ini dibagi menjadi 3 dikarenakan adanya perbedaan dalam segi tujuan, penggerak, konsep dan lain lainnya dalam masanya masing-masing. Bila pada marketing 1.0 perusahaan lebih mementingkan untuk menjual produknya, tetapi di era marketing yang baru, perusahaan sudah lebih mementingkan si manusia itu sendiri dengan melihat nilai-nilai yang berlaku. Hal yang paling mempengaruhi dalam perkembangan marketing ini adalah teknologi. Jika dilihat mundur, perkembangan marketing ini berjalan seiringan dengan perkembangan teknologi yang terjadi di dunia global. Di dalam Marketing 1.0 kekuatan penggerak setiap perusahaan antara lain adanya revolusi industri, pada marketing 2.0 kekuatan penggeraknya adalah Teknologi informasi yang sudah ada, dan pada marketing 3.0 kekuatan penggeraknya adalah New wave Technology.