Contoh Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Pengembangan

Setelah sebelumnya diuraikan tentang Perbedaan penelitian kuantitatif, Kualitatif dan Pengembangan, pada kesempatan kali ini akan saya ulas perbedaannya melalui contohnya ditinjau dari 5 dimensi.
Penelitian Kuantitatif:

  • Judul: Hubungan Kesiapan Prakerin, Lama Waktu Prakerin, Kesesuaian Tepat Prakerin dan Partisipasi DU/DI dengan Hasil Prakerin Kompetensi Keahlian TKJ di SMK Kota Batu. (Sumber: perpustakaan Universitas Negeri Malang, tesis tidak diterbitkan)
  • Dimensi tujuan: tujuan inti penelitian tersebut adalah mencari hubungan serta sumbangan efektif kesiapan prakerin, lama waktu prakerin, kesesuaian tempat prakerin dengan hasil prakerin siswa kompetensi TKJ di SMK Kota Batu.
  • Dimensi desain: desain inti dari penelitian tersebut adalah menguji hipotesis bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan prakerin, lama waktu prakerin, kesesuaian tempat prakerin dengan hasil prakerin siswa secara statistik.
  • Dimensi proses: proses diawali dengan munculnya masalah mengenai pelaksanaan prakerin mulai dari kesiapan prakerin, lama waktu dan kesesuaian tempat (link and match) prakerin dengan hasil prakerin siswa. Dengan menggunakan berbagai instrumen, peneliti mengambil data yang kemudian melakukan analisa mengenai hubungan antar setiap variabel bebas dengan variabel terikat dan keseluruhan variabel bebas dengan variabel terikat. Selanjutnya dianalisis menggunakan hukum statistik yag berlaku dan hasil perhitunga tersebut menjadi acuan pengambilan kesimpulan.
  • Dimensi hasil: hasil penelitian bersifat makro karena data diperoleh dari responden yang telah disampling secara acak dan dapat digeneralisasikan kepada populasi yaitu seluruh siswa SMK di Kota Batu.
  • Dimensi manfaat: dengan dihasilkannya suatu kesimpulan yang sifatnya makro, maka hasil dari penelitian ini dapat digeneralisasikan pada objek yang lebih luas dan dapat menjadi sari rekomendasi terkait variabel-variabel yang sedang dibahas.

Penelitian Kualitatif:

  • Judul: Keterkaitan dan Kepadanan Pengelolaan Program Pembelajaran di SMK dengan Kebutuhan Dunia Industri (Studi kasus di STMN 3 dan STMN 5 Kota Madya Bandung). (Sumber: repository.upi.edu).
  • Dimensi tujuan: tujuan inti penelitian tersebut adalah mengetahui dan mempelajari pengelolaan program pendidikan di STM bangunan dalam memberikan jawaban terhadap tuntutan kesempatan kerja di dunia industri.
  • Dimensi desain: desain inti dari penelitian tersebut adalah mencari pola bagaimana partisipasi instansi dunia usaha/industri terkait dalam memberikan layanan terhadap peningkatan mutu pengelolaan program pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan khususnya STM bangunan.
  • Dimensi proses: penelitian ini menuntut suatu eksplorasi untuk memahami dan menjelaskan masalah melalui interaksi komunikasi yang intensif dengan sumber data. Setelah menentukan populasi yang akan diteliti, maka peneliti melakukan upaya penggalian data melalui metode dokumentasi, wawancara dan observasi secara langsung. Data yang telah didapat kemudian diverifikasi dan dilakukan pemeriksaan ulang yang kemudian dianalisis dan diintepretasikan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.
  • Dimensi hasil: hasil yang diperoleh mengarah pada kesimpulan khusus mengenai hubungan/partnership antara STMN 3 dan STMN 5 Kota Madya Bandung dengan beberapa DU/DI rekanan.
  • Dimensi manfaat: dengan spesifiknya hasil yang ditemukan, maka segi manfaat yang dituangkan dalam rekomendasi lebih diarahkan untuk DU/DI rekanan dan sekolah yang dimaksudkan sebagai objek penelitian.

Penelitian Pengembangan:

  •  Judul: Pengembangan Model Pembelajaran Blended Learning Untuk Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian RPL di SMKN 6 Malang Pada Mata Pelajaran Produktif. (Sumber: perpustakaan Universitas Negeri Malang, tesis tidak diterbitkan).
  • Dimensi tujuan: tujuan inti penelitian ini mengembangkan model pembelajaran Blended Learning untuk siswa SMK khususnya yang sedang melaksanakan kegiatan praktek industri pada mata pelajaran produktif, standar kompetensi “membuat halaman web dinamis tingkat dasar”.
  • Dimensi desain: model pengembangan yang dianut menggunakan model Dick and Carey yang memiliki 9 tahap.
  • Dimensi proses: proses diawali dengan adanya masalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa khususnya siswa yang sedang melaksanakan prakerin, dimana siswa berada di industri dan tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah. Model pembelajaran yang dikembangkan dapat memfasilitasi siswa untuk tetap dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran, meskipun siswa berada di luar lingkungan sekolah. Kelemahan-kelemahan model pelaksanaan pembelajaran di lapangan akhirnya diperbaiki oleh peneliti melalui produk yang dihasilkan oleh peneliti berupa kurikulum versi peneliti yang telah diujicobakan.
  • Dimensi hasil: berdasarkan analisis masalah yang komprehensif, dihasilkanlah model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan yang hadir sebagai solusi pembelajaran di sekolah tersebut.
  • Dimensi manfaat: secara otomatis manfaat dari penelitian ini terbatas pada skala objek penelitian yaitu siswa kelas XI kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMKN 6 Malang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *